Bank Indonesia (BI) meluncurkan inovasi terbarunya, QRIS Tap.
Teknologi ini memanfaatkan Near Field Communication (NFC) untuk memudahkan transaksi pembayaran hanya dengan menempelkan perangkat ber-NFC ke mesin pembaca.
Peluncuran ini menandai langkah dalam transformasi digital sistem pembayaran Indonesia yang terus digalakkan oleh bank sentral.
QRIS Tap hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat, khususnya para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), akan sistem pembayaran yang lebih mudah, cepat, efisien, dan higienis.
“Inovasi QRIS Tap ini kami hadirkan untuk menjawab dinamika kebutuhan masyarakat yang semakin cepat, khususnya pelaku UMKM,” ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, seperti dikutip dari Sokoguru.
“Mereka kini bisa menerima pembayaran secara nirkontak yang lebih cepat, higienis, dan efisien.”
Berbeda dengan sistem QRIS konvensional yang mengharuskan pengguna membuka aplikasi perbankan atau dompet digital dan memindai kode QR yang terpampang di merchant, QRIS Tap menyederhanakan proses ini.
Konsumen cukup menempelkan (tap) ponsel atau kartu yang sudah mendukung teknologi NFC ke terminal yang tersedia di merchant.
Dalam hitungan detik, transaksi tercatat tanpa perlu interaksi lebih lanjut dengan aplikasi kamera.
Manfaat bagi Sektor UMKM
Filianingsih menjelaskan QRIS Tap akan sangat bermanfaat di lokasi-lokasi yang menuntut kecepatan layanan, seperti pasar tradisional, warung makan, transportasi publik, hingga sektor ritel modern.
Kecepatan transaksi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional bagi pedagang, tetapi juga mengurangi waktu antrean bagi konsumen.
Langkah ini juga diharapkan dapat mempercepat adopsi digitalisasi keuangan di kalangan masyarakat akar rumput.
Kemudahan penggunaan QRIS Tap diyakini akan menurunkan hambatan bagi pelaku usaha kecil dan konsumen yang mungkin sebelumnya ragu dengan teknologi pembayaran digital.
Peluncuran QRIS Tap juga merupakan bagian integral dari strategi BI yang lebih luas, yakni QRIS Tuntas.
Strategi ini bertujuan mengintegrasikan fungsi tarik tunai, setor tunai, dan transfer dana langsung melalui infrastruktur QRIS.
Jadi, satu kode atau sistem QRIS dapat melayani berbagai kebutuhan transaksi finansial UMKM secara multifungsi.
Para pelaku usaha menyambut positif kehadiran QRIS Tap.
Mereka menilai inovasi ini tidak hanya memberikan nilai kepraktisan, tetapi juga membantu menciptakan citra usaha yang lebih modern dan profesional di mata konsumen.
Pertumbuhan QRIS di Kalangan UMKM
Dorongan untuk mengadopsi pembayaran digital seperti QRIS juga datang dari para praktisi ekonomi.
Mengutip RRI, Moh. Amrozy Hilmy, seorang praktisi ekonomi dari Madura, secara aktif mendorong UMKM untuk memanfaatkan QRIS.
Ia menekankan kemudahan dalam pembuatan barcode QRIS – hanya memerlukan nomor rekening dan pendaftaran ke bank – serta manfaatnya dalam mempermudah transaksi dan pencatatan keuangan usaha.
Amrozy mencontohkan keberhasilan seorang pedagang takjil di Sumenep yang mengalami peningkatan penjualan setelah mengadopsi QRIS.
Hal ini menunjukkan QRIS tidak hanya menyederhanakan pembayaran, tetapi juga berpotensi meningkatkan nilai transaksi rata-rata.
“Sinergi dan kolaborasi, termasuk dengan lembaga pemerintah, penting untuk mendorong adopsi ini,” katanya.
Tren positif penggunaan QRIS juga sudah terlihat di berbagai daerah.
Di Jawa Barat, misalnya, data BI Perwakilan Jabar per Agustus 2024 menunjukkan jumlah pengguna QRIS mencapai 11,66 juta, tertinggi secara nasional.
Jumlah merchant QRIS di provinsi ini juga menembus 7,3 juta, menyumbang 21,66% dari total merchant nasional.
Dukungan Perbankan dan Tantangan Edukasi
Perbankan nasional, seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), turut berperan aktif mendukung ekosistem digital UMKM melalui QRIS.
Program seperti QRIS UMI (Usaha Mikro Indonesia) dengan tarif Merchant Discount Rate (MDR) 0% untuk transaksi di bawah Rp 500.000 telah diperluas cakupannya.
Mengutip Republika, Direktur Retail Funding and Distribution BRI, Andrijanto, menyatakan, “Dengan kemudahan dan manfaat yang ditawarkan, kami berharap para merchant dapat meningkatkan efisiensi transaksi sekaligus mendukung inklusi keuangan di era digital ini.”
Meskipun potensi QRIS Tap sangat besar, tantangan tetap ada.
Co-Founder & CEO Netzme Kreasi Indonesia, Vicky Ganda Saputra, melihat QRIS Tap sebagai peluang besar karena pemanfaatan NFC sudah berkembang.
Namun, ia juga menekankan perlunya pengembangan adopsi ke sektor bawah dan UMKM.
Senada dengan itu, praktisi lain seperti Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), Indra, dan Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumandiri), Hermawati Setyorinny, menyoroti krusialnya edukasi dan sosialisasi.
Menurut Hermawati, sosialisasi harus merinci manfaat QRIS bagi pedagang dan konsumen agar pemahaman terbangun secara komprehensif.
Sementara itu, Direktur Utama PT TDC, Indra, mendukung penuh edukasi tentang digitalisasi transaksi. Menurutnya, digitalisasi membuat proses pencatatan keuangan lebih transparan dan akurat.
Bank Indonesia menargetkan QRIS Tap dapat diimplementasikan secara luas oleh merchant kecil dan menengah dalam waktu dekat, dengan dukungan penuh dari industri perbankan dan penyedia jasa sistem pembayaran.
“Ini bukan sekadar perubahan teknologi, tapi lompatan besar menuju ekosistem pembayaran yang lebih inklusif,” tutup Filianingsih Hendarta.