Sudahkah bisnis Anda menerapkan digitalisasi keuangan?
Jika belum, sekarang adalah waktu paling tepat untuk memulainya agar tidak tertinggal dari persaingan.
Lagipula, tak ada ruginya mengadopsi keuangan, sebab bisnis Anda akan jauh lebih berkembang.
Apa Itu Digitalisasi Keuangan?
Digitalisasi keuangan adalah proses transformasi layanan, produk, dan operasional di sektor keuangan dari metode tradisional menjadi format digital dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Contohnya:
- Membuka rekening bank secara online tanpa perlu ke cabang.
- Melakukan transfer uang melalui aplikasi mobile banking.
- Membayar tagihan atau belanja online menggunakan dompet digital, seperti GoPay, OVO, Dana, LinkAja.
- Mengajukan pinjaman melalui platform pinjaman online (P2P Lending).
- Membeli produk asuransi melalui situs web atau aplikasi (Insurtech).
- Berinvestasi saham atau reksa dana melalui platform investasi digital.
- Mendapatkan saran investasi otomatis dari robo-advisor.
6 Dampak Positif Digitalisasi Keuangan bagi Bisnis
1. Pencatatan Keuangan Jadi Lebih Akurat dan Real-Time
Digitalisasi membuat bisnis beralih dari pencatatan manual yang rentan human error ke sistem akuntansi digital atau software keuangan.
Sistem ini dapat mengotomatiskan entri data, perhitungan, dan pembuatan laporan.
Transaksi dapat terhubung langsung sehingga data keuangan selalu diperbarui secara real-time.
Hal ini menghasilkan laporan keuangan yang jauh lebih akurat dan memberikan gambaran kondisi finansial bisnis sesungguhnya pada saat itu juga, bukan data lama & usang.
2. Proses Transaksi Lebih Cepat dan Aman
Pembayaran digital, seperti transfer bank, dompet digital, QRIS, virtual account dan penerimaan pembayaran melalui gateway pembayaran online dapat mempercepat aliran kas dibandingkan metode tradisional.
Prosesnya instan atau mendekati instan, mengurangi waktu tunggu.
Dari sisi keamanan, transaksi digital sudah dilengkapi lapisan proteksi, seperti enkripsi, otentikasi dua faktor, dan sistem deteksi penipuan.
Meskipun risiko siber tetap ada, jejak digital yang tercatat membuat transaksi lebih mudah dilacak dan diaudit dibandingkan transaksi tunai yang rentan hilang atau dicuri.
3. Mempermudah Pengambilan Keputusan Bisnis
Dengan data keuangan akurat dan tersedia secara real-time, Anda bisa mengakses cepat ke metrik kinerja utama (KPI), laporan laba rugi, neraca, dan arus kas.
Apalagi dashboard keuangan digital dapat memvisualisasikan data ini dengan mudah.
Hal ini mempercepat analisis tren, identifikasi masalah (misal: biaya yang membengkak) atau peluang (misal: produk paling menguntungkan).
Jadi, keputusan strategis, seperti penetapan harga, manajemen inventaris, rencana ekspansi, atau efisiensi biaya, dapat dibuat berdasarkan data faktual, bukan sekadar intuisi.
4. Menghemat Waktu dan Biaya Operasional
Otomatisasi proses keuangan melalui digitalisasi mengurangi pekerjaan manual yang berulang dan memakan waktu, seperti entri data, rekonsiliasi bank, pembuatan faktur, atau penggajian.
Jadi, staf punya waktu tambahan untuk fokus pada tugas-tugas lebih penting.
Selain itu, biaya operasional dapat ditekan karena berkurangnya penggunaan kertas, biaya cetak, ongkos kirim, dan ruang penyimpanan fisik untuk arsip.
Proses transaksi yang lebih cepat juga mengurangi waktu untuk menunggu pembayaran atau melakukan perjalanan ke bank.
5. Mempermudah Akses Modal dan Kepercayaan Investor
Lembaga keuangan (bank, fintech lending) dan investor lebih mudah menganalisis kesehatan finansial bisnis jika data keuangannya tersaji secara digital, rapi, standar, dan mudah diverifikasi.
Proses pengajuan pinjaman atau pencarian investasi pun lebih efisien karena dokumen dibagikan secara elektronik dan analisis risiko dapat dilakukan lebih cepat oleh pemberi modal.
Catatan keuangan digital yang transparan dan akurat juga membangun kredibilitas dan kepercayaan di mata calon investor atau kreditur.
6. Mendorong Inklusi Keuangan dan Akses Lebih Luas
Bagi bisnis, digitalisasi membuka akses ke pasar yang lebih luas.
Dengan menerima pembayaran digital, bisnis mampu menjangkau pelanggan yang lebih menyukai transaksi non-tunai.
Ini juga mempermudah bisnis, terutama UMKM atau yang berlokasi di daerah terpencil, untuk mengakses layanan keuangan formal, seperti pinjaman online, rekening bank digital, dan asuransi digital, yang sebelumnya sulit dijangkau.
Hal ini membantu bisnis berpartisipasi penuh dalam ekosistem ekonomi digital yang terus berkembang.
Tantangan yang Perlu Dihadapi dalam Digitalisasi Keuangan
1. Risiko Keamanan Siber
Seiring meningkatnya transaksi dan penyimpanan data secara digital, risiko serangan siber juga semakin tinggi.
Contohnya, peretasan (hacking), pencurian data nasabah, penyebaran malware/ransomware, dan penipuan online (phishing).
Lembaga keuangan dan bisnis perlu berinvestasi besar dalam teknologi keamanan untuk melindungi sistem dan data sensitif nasabah.
2. Perlindungan Data Pribadi
Digitalisasi keuangan melibatkan pengumpulan dan analisis data pribadi nasabah dalam jumlah besar.
Tantangannya adalah memastikan data ini dikelola secara bertanggung jawab, aman, dan sesuai peraturan privasi yang berlaku.
Menjaga kepercayaan nasabah terkait penggunaan data mereka sangat penting.
Sebab, kebocoran data dapat menyebabkan kerugian finansial dan kerusakan reputasi yang parah.
3. Kesenjangan Digital dan Literasi Keuangan
Tidak semua lapisan masyarakat memiliki akses sama terhadap teknologi dan koneksi internet yang stabil.
Selain itu, sebagian masyarakat juga belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menggunakan layanan keuangan digital secara aman dan efektif.
Kesenjangan ini berisiko memperlebar ketidaksetaraan dan mengecualikan segmen tertentu, seperti lansia, masyarakat di daerah terpencil, dan kelompok berpenghasilan rendah.
Akibatnya, tujuan inklusi keuangan pun tidak tercapai sepenuhnya.
Digitalisasi Keuangan Bukan Pilihan, Tapi Kebutuhan!
Menunda digitalisasi keuangan berarti membiarkan diri Anda atau bisnis Anda tertinggal.
Kompetitor bergerak lebih cepat, pelanggan menuntut kemudahan digital, dan efisiensi menjadi kunci bertahan hidup.
Jangan menunggu lagi!
Mari kita mulai memanfaatkan kemudahan mobile banking, dompet digital, software akuntansi cloud, platform pembayaran online, dan solusi fintech lainnya.
Ini saatnya ‘Go-Digital’ dalam urusan keuangan Anda!